Selasa, 27 Desember 2022 – 06:07 WIB
VIVA Techno – Penelitian mengungkapkan bahwa area tertentu di otak hewan lab yang menggunakan obat kompulsif atau adiktif menunjukkan peningkatan aktivitas dibandingkan dengan hewan lab non-kompulsif.
Sebuah tim peneliti Cina telah mengumumkan penemuan apa yang bisa menjadi wawasan potensial ke dalam mekanisme di balik penggunaan narkoba secara kompulsif.
Para penulis studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances minggu ini, mengajari tikus laboratorium untuk menggunakan kokain sendiri sebelum memberikan kejutan kaki, membuat prosedur itu menyakitkan bagi tikus.
Para peneliti mengamati bahwa sekitar 66 persen tikus, yang dianggap “peka terhadap guncangan”, dengan cepat mengurangi kokain yang diberikan sendiri. Sedangkan 34 persen sisanya, yang “tahan goncangan”, tetap merasa puas meski merasa tidak nyaman.
Tim menemukan bahwa tikus yang menunjukkan penggunaan narkoba kompulsif, yang “ditandai dengan penggunaan zat yang berkelanjutan meskipun ada konsekuensi yang merugikan” menunjukkan peningkatan aktivitas saraf di korteks insular anterior (aIC) dibandingkan dengan tikus yang tidak terlibat dalam perilaku kompulsif.
Aktivitas neuron aIC yang dimanipulasi secara chemogenetik, terutama neuron glutamatergik aIC, asupan kokain kompulsif diatur secara dua arah. Selain itu, aIC menerima input dari orbitofrontal cortex (OFC), dan sirkuit OFC-aIC ditingkatkan pada tikus dengan penggunaan kokain kompulsif, “tulis peneliti.
Halaman selanjutnya
Sirkuit OFC-aIC mungkin dapat mengubah tikus dari resistensi hukuman menjadi sensitivitas. Potensiasi sirkuit ini meningkatkan penggunaan kokain secara kompulsif, menurut laman Sputniknews, Selasa 27 Desember 2022.