Kamis, 12 Januari 2023 – 06:02 WIB
VIVADigital – Pernah, saat Anda sedang sedih, tertekan atau patah hati, tergoda untuk makan sebatang coklat atau sekotak besar pizza? Ini dapat disebut sebagai pemakan emosional atau pemakan emosional.
Namun hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung jika dilakukan dalam jangka panjang, kata peneliti.
Para ilmuwan mempelajari 1.109 orang yang menilai apakah mereka pemakan emosional, melakukan perjalanan ke lemari atau lemari es sebagai respons terhadap perasaan seperti kesedihan atau stres daripada kelaparan.
Mereka diikuti selama 13 tahun dan setiap kerusakan kardiovaskular dicatat. Ini termasuk kecepatan gelombang denyut karotid-femoral, yang menunjukkan kekakuan pada arteri, dan disfungsi diastolik, yang menunjukkan kekakuan pada jantung.
Arteri yang lebih kaku dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih tinggi, sedangkan jantung yang tenang berarti otot tidak cukup rileks setelah kontraksi, dan dikaitkan dengan kemungkinan gagal jantung yang lebih besar.
Analisis mengungkapkan bahwa makan secara emosional dikaitkan dengan arteri yang lebih kaku dan 38 persen peningkatan risiko jantung yang lebih kaku.
Halaman selanjutnya
Para peneliti menemukan bahwa tingkat stres menjelaskan 32 persen hubungan antara makan emosional dan kekakuan jantung. Namun, jumlah kalori yang dikonsumsi sepertinya tidak menjadi masalah.