MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 LOGIN BARON69 RONIN86 DINASTI168
Search for:
  • Home/
  • Politik/
  • Ketua Umum ICMI Nilai Visi Perubahan Hanyalah Terminologi Politik untuk Menarik Simpati
Ketua Umum ICMI Arif Satria

Ketua Umum ICMI Nilai Visi Perubahan Hanyalah Terminologi Politik untuk Menarik Simpati

0 0
Read Time:2 Minute, 0 Second

Jumat, 22 September 2023 – 19:06 WIB

Bogor – Visi perubahan yang digelorakan seorang bakal calon presiden yang akan berlaga pada Pemilu 2024 sejatinya hanyalah istilah politik sebagai bagian dari upaya untuk menggalang simpati massa, kata Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria.

Baca Juga :

Ganjar Dicap Rendahkan Profesi MC & Jurnalis, Relawan Saga: Tak Ada Maksud Itu

Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Bogor, Jawa Barat, Jumat, 15 September 2023, Arif Satria mengingatkan publik untuk tidak perlu khawatir dengan visi atau retorika perubahan sebagaimana visi bakal calon presiden Anies Baswedan.

Sebab, dia meyakini, siapa pun yang menjadi presiden hasil Pemilu 2024, pasti akan melanjutkan hal-hal yang baik yang telah dibangun oleh pemerintahan sebelumnya, tetapi juga akan meninggalkan yang buruk atau tidak baik.

Baca Juga :

Ganjar adalah Calon Presiden, Kata Sekjen PDIP Merespons Wacana Duet dengan Prabowo

Ketua Umum ICMI Arif Satria

“Ini cuma terminologi [politik] saja. Pada prinsipnya, mana ada yang stop, kemudian langsung dimulai dari nol semua, kan enggak ada; semua pasti ada kesinambungan, pasti, meskipun rezim berganti selalu merasa ada kesinambungan,” ujar Rektor IPB University tersebut.

Baca Juga :

Duet Prabowo-Ganjar Dinilai Sulit, Gerindra: Kita Tak Akan Memaksakan Diri

Pembangunan jalan, misalnya. Tidak ada pembangunan jalan yang dihentikan pembangunannya setelah rezim pemerintahan berganti, malahan dibangun terus dan makin banyak yang tersambung.

“Itu karena apa? Karena, ya, setiap pergantian rezim, di mana pun, selalu ada upaya untuk melanjutkan,” katanya, meyakini bahwa nyaris tak ada pergantian rezim yang merusak atau merombak hasil pembangunan pemerintahan sebelumnya.

Sejauh ini, dua tokoh bakal calon presiden, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, telah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan hasil pembangunan yang telah dirintis oleh Presiden Joko Widodo sejak 2014. Di kubu lain, Anies Baswedan menggelorakan visi perubahan atas pemerintahan sekarang.

Ilustrasi Pemilu.

Photo :

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

“Itu sesuatu yang, menurut saya, terminologi [politik], ya, sebagai upaya untuk kampanye. Silakan,” katanya. Tetapi, dia menekankan, “pasti semuanya ada upaya untuk meneruskan, meskipun mungkin dengan cara yang berbeda.”

Lagi pula, menurut Arif, pemerintah telah meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang menjadi pedoman atau garis besar pembangunan Indonesia hingga tahun 2045. Maka, siapa pun presidennya kelak harus berpedoman pada RPJPN.

Halaman Selanjutnya

“Itu karena apa? Karena, ya, setiap pergantian rezim, di mana pun, selalu ada upaya untuk melanjutkan,” katanya, meyakini bahwa nyaris tak ada pergantian rezim yang merusak atau merombak hasil pembangunan pemerintahan sebelumnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
COCOL88 GACOR77 RECEH88 NGASO77 TANGO77 PASUKAN88 MEWAHBET MANTUL138 EPICWIN138