Selasa, 13 Desember 2022 – 21:10 WIB
VIVA Digital – Obat Alzheimer baru yang revolusioner yang disebut Lecanemab bisa menjadi terobosan besar dalam pertempuran selama puluhan tahun melawan gangguan saraf, menurut uji coba Fase 3 para ilmuwan.
Uji coba yang berpotensi mengubah penyakit ini dilakukan pada Mei 2021, namun hasilnya baru dipublikasikan pada Selasa, 13 Desember 2022 di New England Journal of Medicine via New York Post.
“Langkah pertama ini yang paling sulit; Saya benar-benar percaya itu mewakili awal dari akhir,” kata Profesor John Hardy, pemimpin kelompok di Institut Penelitian Demensia Inggris di University College London, menjelaskan temuan yang menjanjikan.
Hasil uji coba Fase 3 menemukan bahwa Lecanemab secara signifikan mengurangi gejala neurologis pada pasien dengan tahap awal Alzheimer. Secara khusus, itu ditemukan memperlambat penurunan kognitif dan memori sekitar 27% setelah 18 bulan, kata pengembang obat Biogen dan Eisai.
Untuk menguji keefektifan lecanemab, para ilmuwan melakukan uji coba pada 1.795 orang dewasa, berusia 50 hingga 90 tahun, yang menderita Alzheimer dini.
Separuh peserta diberi obat demensia sementara separuh lainnya diberi plasebo. Lecanemab, antibodi monoklonal yang disuntikkan setiap dua minggu, bekerja dengan membersihkan penumpukan amiloid, plak beracun di otak yang diyakini menyebabkan kelainan saraf yang dapat melemahkan otak.