Senin, 27 Maret 2023 – 13:07 WIB
VIVA Techno – Ada perbedaan potensial untuk Aidilfitri 1444 Hijriah, menurut Guru Besar Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Anggota Tim Sensus Kementerian Agama, Thomas Djamaluddin.
“Alhamdulillah, awal Ramadhan 1444 Hijriah ditetapkan secara seragam pada 23 Maret 2023. Namun, akhir Ramadhan atau Aidilfitri akan berbeda,” tulisnya dalam blog yang dikutip VIVA Tekno pada Senin, 27 Maret 2023.
Meski begitu, Thomas menegaskan kepastian Idul Fitri masih perlu menunggu hingga rapat Isbat pada 29 Ramadhan atau 20 April 2023. Menurutnya, faktor perbedaannya ada pada kriteria dan bukan metode akuntansi dan rukyat.
Pertemuan isbat akan dibarengi dengan gerhana matahari yang fenomenanya bisa dianggap sebagai ijtima (konjungsi) yang diamati.
“Gerhana matahari dapat dianggap sebagai keadaan ijtima yang menunjukkan berakhirnya siklus Bulan mengelilingi Bumi. Namun hal itu tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan bulan baru Hijrah. Secara hukum (yurisprudensi), dasar penentuan bulan baru Hijrah harus berdasarkan pengamatan atau posisi Bulan pada saat matahari terbenam,” jelas Thomas.
Pemantauan Bulan Sabit untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan.
Posisi satelit alami Bumi pada 20 April 2023 yang masih rendah di ufuk barat menjadi penyebab perbedaan tersebut. Menurut kriteria sabit (bulan terbenam lebih lambat dari matahari), saat matahari terbenam, bulan berada di atas cakrawala.
Halaman selanjutnya
Berdasarkan kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri pada hari berikutnya, yaitu 21 April 2023.